Pesan yang sangat mendalam bukan?
Ini adalah pembentukan pola
pikir. Pesan diatas mengasumsikan semua tantangan dari atasan adalah benar,
sehingga dalam kata lain, atasan selalu benar. Di sisi lain, semakin besar pekerjaan
yang diberikan kepada kita, berarti atasan kita menaruh kepercayaan besar
kepada kemampuan kita. Hmmmm.... dua pandangan yang berbeda.
Oke, satu pesan lagi yang sering
diberikan, apabila kita tahu target kita tidak biasa, maka janganlah bekerja
dengan biasa saja. Pesan ini masih sejalan dengan pesan yang pertama, yaitu
tentang pengembangan diri dan belajar, mencoba sesuatu yang baru.
Learning by doing
Proses bekerja sangat berbeda
dengan proses belajar. Ketika kita murni belajar, misalnya dalam sekolah,
risiko yang kita hadapi adalah nilai jelek. Pengaruhnya tidak signifikan, kita bisa belajar lagi. Orang lain tidak akan
terlalu terganggu dengan hal ini. Bagaimana bila kita belajar dalam pekerjaan? Apabila
kita seorang wirausaha, risiko kegagalan akan kita tanggung sendiri. Kita cenderung
sangat berhati-hati dalam memperhitungkan pekerjaan kita. Apabila kita bekerja
dalam suatu instansi, maka risiko kegagalan yang tanggung sungguh besar. Dampak
risiko ini akan sangat luas pengaruhnya. Misalnya, atasan menetapkan target
yang menjulang tinggi diatas kemampuan normal kita. Dengan bujukan dan tekanan
dari atas, kita menerima saja dan harus mau “belajar” mengejar target ini.
Besarnya risiko yang kita bawa,
seharusnya juga memberikan pelajaran bagi kita untuk tahu seberapa besar
kemampuan yang kita miliki. Ketika posisi kita menentukan hajat hidup orang
banyak, karena penilaian kinerja kita diukur secara kelompok, atau bahkan menjadi
gantungan sebuah rezim pemerintahan, seharusnya kita tidak perlu memberikan
harapan yang melangit, sehingga sulit bagi orang lain untuk mengait gantungan
itu. Bumi juga tak kalah indah bila dilihat dari sudut pandang yang pas. hehehe. Banyak faktor yang tidak bisa kita kontrol selain apa yang kita pelajari
dari kompetensi teoritis, apalagi kita yang masih dalam posisi newbie.
Secara normal, kita akan berusaha menghindari risiko, termasuk risiko tidak tercapainya target. Kalau kita mempunyai kuasa untuk menyusun target dengan sedikit slack, sehingga tidak sulit mencapainya. Akan tetapi kita akan memperoleh kepuasan maksimal jika mampu mencapai titik maksimal kinerja, target yang challenging but achievable.
Ketika kita sudah terlanjur
berikrar target yang selangit itu, kita akan terselamatkan, jika good luck
selalu bersama kita, dan atau, Bu menteri, #eh, atasan kita menyadari target yang ditetapkannya
terlampau tinggi.
Selamat belajar wahai Pegawai Tugas Belajar...
Selamat belajar wahai Pegawai Tugas Belajar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar