Senin, 06 Februari 2012

HIDUP BERKALUNG ISU



“Harga BBM akan dinaikkan”. Mendengar isu seperti ini, dapat dipastikan sebagian besar masyarakat Indonesia akan mengeluarkan keluhan. Bagian yang berperan sebagai pegawai dan karyawan yang gajinya tetap dan pas setiap bulannya, bersiap mengencangkan ikat pinggangnya dari keinginan dan kemewahan, disamping itu mereka juga harus merevisi lagi anggaran belanja bulanan. Hal itu dikarenakan bagian lain yang berperan memproduksi dan memperdagangkan komoditas-komoditas ekonomi bersiap menaikkan harga. Padahal itu semua baru isu dan berita yang belum tentu akan wujud diwaktu mendatang.

Tidak dapat dipungkiri pers dan media memegang andil besar dalam penyebaran berita, apalagi dunia maya semakin menampakkan kenyataannya. Semua proses ini bisa begitu cepat, hingga kita tidak dapat mebayangkan hal yang akan terjadi selanjutnya. Jangan salahkan jika ada yang menganggap kehidupan dunia merupakan sesuatu yang tidak pasti. Pepatah jawa yang berbunyi “esuk dhele sore tempe (pagi kedelai, sore tempe)” hampir dapat kita temui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari kita. Pepatah ini sering disangkutkan dengan perkataan seseorang yang tidak konsisten. Begitupun isu, apalagi dipimpin dengan kata “katanya”. Kalau berita itu penting bagi seseorang, dapat dipastikan orang itu akan kaget dan melonjak kegirangan atau sebaliknya, stress, galau, dan sebangsanya.

Ya, kehidupan memang tidak pasti. Lihat saja di sekitar anda. Apa yang bisa anda pastikan dari hidup anda sekarang. Semua hanya rencana dan bla bla bla. Ada ajakan berlibur di pulau dewata, anda akan membayangkan betapa menyenangkannya hal itu, apalagi liburan itu dibayarkan alias gratis, karena anda telah menang undian produk yang telah anda beli. Tapi apa yang terjadi pada hari H? Saya tidak dapat memastikan, karena saya bukan Yang Kuasa. Kepastian yang boleh kita ketahui hanya yang telah terjadi.

Dari liburan, kita kembali pada ketidakpastian. Ketidakpastian berita, apalagi yang berbau opini public, menurut saya adalah hal yang sangat pantas untuk tidak dipercayai secara langsung. Apa sebabnya? Mari saya ajak anda kembali dalam alam khayal, karena alam khayal adalah alam yang satu-satunya yang dapat anda kendalikan. Bayangkan ketika beredar isu pasangan anda telah melakukan selingkuh, yang lebih parah, dia selingkuh dengan beberapa orang, termasuk teman baik anda dan musuh besar anda. Bayangkan apa yang anda rasakan? Sakit hati? Bahagia? Terserah anda. Tapi saya bayangkan anda akan merasakan rasa bahagia atau sedih atau barangkali sampai sakit. Apabila anda berhasil membayangkan rasanya, berarti anda dipastikan telah terpengaruh oleh isu yang anda bayangkan sendiri. Sampai pada tahap ini anda sudah mendapatkan satu akibat, yaitu rasa bahagia/sedih/sakit. Yang bahagia, selamat, dan yang sakit, semoga cepat sembuh. Sekarang kembali ke bayangan. Setelah anda membayangkan ada isu seperti itu apa yang akan anda lakukan sebagai pasangannya? Apakah langsung memutuskan hubungan, santai, atau yang paling ekstrim, anda akan membunuh pasangan anda karena merasa dikhianati?

Keputusan pribadi yang bijak menjadi sangat dibutuhkan pada keadaan seperti ini. Banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk satu keputusan. Pada tahap ini, isu lanjutan akan memainkan perannya lagi mempengaruhi anda untuk mengambil keputusan. Kalau anda tipe orang pemikir cepat, mungkin saja anda tidak banyak menghiraukan isu yang beredar disekeliling anda. Sekali dihadapkan masalah, seketika ada keputusan untuk melanjutkan atau memutus sampai disini. Akibatnya, mungkin bisa dipikir belakangan. Apabila anda termasuk tipe orang pemikir yang senang bermain dengan banyak kemungkinan, seringkali anda juga akan berhadapan dengan isu-isu di depan anda. Sekali lagi, itu terserah anda.

Sepengalaman saya dalam menghadapi lanjutan kehidupan ini juga sempat menemui beberapa jalan yang penuh cabang. Beberapa bulan lalu, saya lulus kuliah dari kampus yang menjanjikan  pekerjaan. Dalam kenyataannya, setelah beberapa bulan belum ada kabar jelas tentang janji tersebut. Kabar yang paling jelas (sampai saat penulisan ini) adalah adanya ujian sebagaimana penerimaan pegawai dari kampus luar, karena adanya perubahan aturan yang dikeluarkan oleh pucuk pimpinan instansi yang menaungi kampus kami. Isunya kami semua lulus ujian dan tinggal melakukan pemberkasan. Pengumuman yang diisukan akhir tahun membuat kami merasa santai menikmati liburan panjang kami. Hari pengumuman versi isu yang dinanti mengisukan hal lain lagi, pengumuman diundur beberapa hari. Jadwal versi isu yang kedua ini juga dalam kenyataannya masih pepesan kosong.  Saya pribadi sampai “agak” bosan dengan isu pengumuman, hingga pada waktu ada tawaran untuk sebuah pelatihan, saya sangat antusias untuk mengikutinya. Namun badai isu tak dapat dibendung. Tepat dua hari sebelum keberangkatan ke tempat pelatihan, pengumuman versi isu ketiga mencuat. Bulan depan, itulah isu versi ketiga ini, padahal pelatihan satu setengah bulan. Setelah berdiskusi dengan orang tua dengan pertimbangan (isu) waktu yang tak terlalu lama dan kebetulan pelatihan itu butuh biaya yang cukup besar untuk ukuran ekonomi keluarga saya, diputuskan bahwa cukup menunggu saja. Nah, sampai saat ini (waktu penulisan ini) saya masih menunggu pengumuman versi isu keempat, karena yang ketiga ternyata tidak dapat dipastikan atau lebih tepatnya dipastikan tidak ada.

Masih berbicara tentang isu. Saya belum bisa membayangkan bagaimana seseorang dapat hidup dengan isu dalam keadaan yang dituntut serba cepat tepat dan toleransi miss yang rendah atau bisa dikatakan tidak boleh ada miss dari peraturan, perencanaan dan ekspektasi masyarakat luas. Sementara ini saya masih dihadapkan pada isu yang rate toleransinya besar, sehingga, mungkin menurut anda akan mudah menghandle-nya. Saya jadi kasian para penyidik KPK…

2 komentar:

  1. sabar ae beb,., q ya awalnya merasakan hal yang sama,trus untuk selanjutnya, g usah dipikir aja lagi

    BalasHapus
  2. yang penting masih menjalani hidup dan terus hidup dalam kehidupan.
    tinggal menyesuaikan wae gel.

    BalasHapus