Sabtu, 15 Januari 2011

The Greater Jakarta, Semoga Tidak Usah….


Pak Presiden tercinta kita ternyata pikirannya terganggu dengan tata ruang ibu kota tempatnya berkantor. Kota Jakarta yang menjadi pusat perekonomian dan pusat pemerintahan ternyata dirasa kurang memadai dari segi luas wilayahnya.
Tata ruang kota yang semakin padat dengan banyaknya bangunan baru juga dialiri oleh banyaknya pendatang-pendatang baru yang ingin mengadu nasib.
Belum lama ini presiden menggagas sebuah konsep “the greater Jakarta”, yaitu konsep perluasan wilayah ibu kota ke Sukabumi, Karawang, Purwakarta dan Cirebon. Selain memperluas wilayah, konsep Greater Jakarta ini akan membagi fungsi-fungsi dalam pemerintahan negara Indonesia di dalam ibu kota Jakarta. Dengan begitu, Provinsi DKI Jakarta akan semakin berkembang dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Jakarta dan daerah lainnya.
Untuk wacana ini, wakil gubernur DKI, Prijanto, berpendapat hal ini sangat tepat, mengingat kondisi Jakarta yang semakin padat. jika melihat kota Jakarta di pagi hari dari udara, maka akan terlihat tol Cikampek menuju Jakarta sudah seperti lautan mobil. “Itulah mobil yang akan masuk ke Jakarta. Padahal kita paling ribut soal kemacetan di Jakarta. Kalau memang mobil itu membuat penuh sesak Jakarta, bisa tidak mobil jangan masuk Jakarta?” tanyanya.
Memang dari ke hari, yang saya rasakan, hidup orang Jakarta lebih banyak dihabiskan di jalan beraspal. Tetapi menurut saya, konsep the greater Jakarta terlalu jauh, untuk sekedar membebaskan Jakarta dari kemacetan lalu lintas. Banyaknya orang yang bekerja di Jakarta ada, karena kantor mereka semua di Jakarta. Dari kantor pemerintah sampai perusahaan-perusahaan swasta semua ada di Jakarta.
Dengan memperluas wilayah ibu kota, menurut saya, tidak akan serta merta membuat orang akan pindah dari Jakarta. Dari sekian banyak perusahaan massive yang beroperasi di Indonesia, berapa yang tidak mempunyai kantor di Jakarta? Hal inilah yang membuat para pegawai harus berbetah-betah ria untuk tinggal di Jakarta. Kalau kantor pemerintah, lain cerita, karena Jakarta adalah ibu kota pemerintahan.
Yang perlu kita ubah, sebenarnya adalah mindset kita, bahwa Jakarta bukanlah surga tempat paling sempurna. Negara kita kini, butuh penyegaran, baik di daerah maupun di ibu kota, yaitu berupa desentralisasi. Dengan desentralisasi, daerah akan menerima sumber daya yang saat ini hanya berkutat di ibu kota, sedangkan ibu kota dapat melepas lelah, karena bebannya dikurangi oleh daerah.
Daerah butuh ekonomi yang kuat, oleh karena itu saya berharap pada para pengusaha dan investor, untuk membangun pabrik di daerah sekaligus kantor pusatnya. Jadi kantor pusat perusahaan tidak semuanya terpaku pada ibu kota.
Wacana the greater Jakarta saya rasa tidak perlu ditindak lanjuti bila Jakarta tidak lagi menjadi pusat segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar