Dari berbagai seminar, kuliah,
buku-buku tentang pengembangan diri, sering saya temui pencapaian dalam hidup
yang selalu terukur. Keterukuran ini terhitung dengan standard yang kita
tentukan sendiri. Dalam banyak kasus momen tertentu dijadikan tonggak awal
usaha pencapaian target tersebut, misalnya resolusi tahun baru yang ramai dipertontonkan
di media sosial.
Pola life targetting ini juga
saya temui dalam dunia pendidikan yang saya jalani, sampai dunia kerja yang
pernah saya geluti. Pada waktu masuk kuliah, kami dikenalkan aturan main kampus
dengan standard pencapaian akademik yang tinggi. Apabila mahasiswa tidak sampai
menyentuh target barang 0,001 dari poin IPK yang ditentukan, maka dipersilakan
mencari target lain, yang tentunya di luar lingkungan kampus ini. Di kantor,
setiap awal tahun, pimpinan tertinggi negeri ini menggantungkan nasib berjuta
rakyat pada digit-digit angka yang harus kami penuhi.
Hal yang berbeda sama sekali ada
dalam kehidupan keluarga yang telah melahirkan dan mendidik saya. Orang tua
saya belum pernah membicarakan apa yang harus saya capai dalam hidup, tidak
pernah menuntut pencapaian yang harus saya raih dalam rentang waktu yang telah
ditentukan. Pada waktu kelas 3 MTs, saya pernah hampir tidak memenuhi syarat
kelulusan karena menunggak hafalan. Saya “ngebleng” beberapa hari, tapi apa
yang dikatakan bapak saat melihat itu? Bapak berkata kalem “rausah dipekso”. Pada saat
lulus MA, masa pendaftaran perguruan tinggi, bapak menyarankan mendaftar hampir semua
universitas yang disarankan oleh teman-temannya, tapi tentu saja tanpa
pemaksaan. Hal senada berlaku untuk adik saya. Seolah-olah bapak dan ibuk
percaya 100% pada anak-anaknya.
Bapak sering berkata, “ngko nek
wayahe iso dak iso dewe a”.
Semua berjalan, kami hidup dari
hari kehari tanpa tekanan yang kami tentukan sendiri.
Apakah ketiadaan tekanan itu menjadikan kami lemah dalam menghadapi tekanan kehidupan luar? Tidak. Tekanan yang dari luar tetap kami hadapi, tetapi cara kami menghadapi tidak dengan menambah tekanan untuk diri kami sendiri.